Jiwasraya Investasi Saham Rp 5,7 T, Cuma 5% di Perusahaan Top
Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Hexana Tri Sasongko mengungkap masalah perusahaan sehingga mengalami gagal bayar polis. Salah satunya ialah karena penempatan investasi yang tidak hati-hati (reckless).
Dia menyebut, dari sebanyak 22,4% atau setara Rp 5,7 triliun aset finansial, hanya sebanyak 5% yang ditempatkan pada saham LQ45 atau 45 saham unggulan di bursa. Sisanya, ditempatkan pada saham-saham yang berisiko tinggi.
"Investasinya Anda lihat, faktanya 22,4% atau Rp 5,7 triliun dari aset finansial itu hanya 5% dalam LQ45," katanya di Kawasan Jakarta Selatan, Jumat (27/12/2019).
"Anda bayangkan risiko portofolio investasi. Kalau Anda menitipkan uang Anda, kemudian dipakai high risk deg-deg-an," tambahnya.
Kemudian, aset finansial reksa dana sebesar 55,1% atau setara Rp 14,9 triliun, hanya sebagian kecil yang dikelola oleh manajer investasi yang baik.
"Reksa dana dalam 55,1% atau Rp 14,9 triliun di mana hanya 2% yang dikelola oleh top tier manajer investasi di Indonesia. Dari sini mari kita nilai sendiri potret risikonya kaya apa," ungkapnya.
Ini Saham-saham Gorengan yang Bikin Jiwasraya Amsyong
PT Asuransi Jiwasraya (Persero) menerima kerugian besar dari penempatan investasi saham kualitas rendah alias 'gorengan'. Karena penempatan itu, nilai investasi saham Jiwasraya turun drastis.
Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko menjelaskan, nilai investasi saham Jiwasraya per 26 Desember 2019 sekitar Rp 1,4 triliun. Kemudian, investasi reksa dana saham sebesar Rp 4 triliun.
Padahal, saham dan reksa dana saham yang diperoleh pada kisaran tahun 2014 hingga 2017 masing-masing Rp 5,6 triliun dan Rp 12,7 triliun.
"Ini sahamnya Rp 1,4 triliun, reksa dana saham tinggal Rp 4 triliun," katanya di Kawasan Jakarta Selatan, Jumat (27/12/2019).
Hexana mengatakan, untuk mengatasi masalah ini ialah menyiapkan sejumlah kebijakan ke depan. Salah satunya membuat panduan (guideline) portofolio investasi.
Dalam panduan investasi itu yakni investasi cash dan deposito dipatok minimum 10%, obligasi pemerintah 30%, obligasi BUMN dan korporat investment grade minimum 30%. Selanjutnya, untuk saham kategori blue chip dan reksa dana 20%.
"Saya nggak mau gorengan, reksadana juga underlying sama dan maksimum 20%," katanya.
"Itu saya butuh waktu 5 tahun karena saya nggak bisa ubah warna merah (saham kualitas rendah/gorengan). Untuk menggeser 5 tahun sudah top markotop," sambung dia.
Sementara itu, berdasarkan sumber detikcom, ada sejumlah saham gorengan yang membuat Jiwasraya merugi. Saham-saham gorengan yang dimiliki Jiwasraya kini telah menjadi aset dasar (underlying) investasi reksa dana alias tidak investasi saham langsung.
Beberapa saham itu di antaranya PT Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR), PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP), PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (JGLE), PT Pool Advista Finance Tbk (POLA) dan PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM).
"Ada 107 saham dalam underlying," jelas sumber detikcom.
Belum Rilis Laporan Keuangan 2018, Ini Penjelasan Bos Jiwasraya
PT Asuransi Jiwasraya (Persero) belum menyampaikan laporan keuangan 2018 hingga saat ini. Padahal, tahun 2019 sudah hampir berlalu.
Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya, Hexana Tri Sasongko mengatakan, Jiwasraya belum menyampaikan laporan keuangan karena kantor akuntan publik (KAP) belum ditunjuk.
"Jadi KAP belum ditunjuk, KAP itu kewenangan pemegang saham, pemegang saham akan menetapkan KAP untuk mengaudit perusahaan," katanya di Kawasan Jakarta Selatan, Jumat (27/12/2019).
Dia menjelaskan, KAP belum ditunjuk karena juga menunggu hasil pemeriksaan laporan keuangan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
"Jadi pemegang saham belum menunjuk karena sedang diaudit BPKP dan BPK, jadi menunggu hasilnya dulu baru diaudit. Tapi mundur sampai Desember ternyata belum ada hasilnya, belum selesai," tegas dia.
Meski begitu, dia menuturkan, KAP akan segera ditunjuk. Lantaran, pemegang saham telah memberikan mandat agar KAP ditunjuk komisaris.
"Udah diserahkan mandatnya ke komisaris, udah diputus. KAP diserahkan komisaris, prosedurnya gitu KAP kewenangan pemegang saham tapi bisa dilegasikan komisaris," ujarnya.
Dia juga mengatakan, pihaknya telah memiliki laporan keuangan yang belum diaudit. Secara garis besar, ekuitas negatif Rp 10,24 triliun dan defisit Rp 15,83 triliun.
"Ekuitas negatif Rp 10,24 triliun," kata Hexana yang mulai menjabat November 2018 itu.
Simak Video "Disebut Ada Korupsi Rp 13 T, Ini Jawaban Eks Direksi Jiwasraya"
Sumber : https://finance.detik.com/moneter/d-4838016/jiwasraya-investasi-saham-rp-57-t-cuma-5-di-perusahaan-top?tag_from=wp_beritautama&_ga=2.177584423.361299235.1576596751-293436512.1539063786
Tidak ada komentar